Cerita tentang kacamata dimulai dari kaisar Nero. Nero kaisar Roma yang memerintah sejak tahun 54 sampai 68 merupakan kaisar yang paling nyeleneh. Ia mendandani kudanya dengan pakaian manusia, suka berjalan-jalan keliling kota sambil bernyanyi dan menari dimalam hari. Ia menonton setiap pertunjukan dengan memegang sebuah batu permata cekung dan berwarna di depan matanya.
Para ahli sejarah memperkirakan kaisar Nero memang bermata minus. Dengan melihat melalui sebuah permata tidak hanya membuat kelihatan lebih menarik, tapi juga membantu kaisar yang kecil dan lucu itu untuk melihat dengan lebih baik.
Orang-orang Cina mungkin orang pertama di dunia yang mengenakan kaca mata seperti yang dikenakan sekarang ini. Biasanya kaca mata itu terdiri dari dua lensa sangat besar berbentuk oval yang terbuat dari kristal batu. Bingkainya terbuat dari tempurung kura-kura. Untuk memegang kacanya agar bisa bertengger di hidung digunakan 2 kawat yang diberi pemberat yang dicantelkan ditelinga.
Awalnya kacamata ini dipakai dipercayai karena membawa keberuntungan, kelihatan menarik, dan kelihatan seperti orang penting bahkan kadang mereka pakai bingkai kosong tanpa kristalnya
Kacamata dikenal di Eropa sekitar abad ketiga belas. Lensa terbuat dari batu-kristal atau batu transparan. Umumnya mereka mengenakan kaca mata agar bisa melihat dengan baik. Semula bentuknya seperti kaca pembesar yang dipegang tangan, kemudian diberi gagang yang dicantolkan pada telinga.
Di Eropa, selama bertrahun-tahun setelah ditemukan kaca mata, para dokter masih mencemoohkan penggunaannya. Kebanyakan waktu itu para dokter percaya bahwa memakai kacamata berbahaya. Mereka mengatakan bahwa penglihatan yang buruk harus diobati dangan salep atau losion, sedangkan pemakaian kaca mata hanya akan merusak penglihatan. Namun akhirnya kaca mata ini bisa diterima sebagai alat bantu untuk kesehatan dan dipakai hingga sekarang. Pada tahun 1784 Benyamin Franklin menemukan kaca mata bifokal, yaiatu kacamata yang dapat digunakan untuk melihat dari jauh maupun dari dekat.
Willybordus S
(pharmacist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar