Laman

Sabtu, 28 Mei 2011

Soekarno


Ir. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya[1][2][3], Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966.[4] Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.[5] Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila.[5] Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Masa jabatan
17 Agustus 1945–12 Maret 1967 (21 tahun)
Wakil Presiden Mohammad Hatta (1945)
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru
Pengganti Soeharto
Lahir 6 Juni 1901
Bendera Belanda Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal 21 Juni 1970 (umur 69)
Bendera Indonesia Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politik PNI
Suami/Istri Oetari (1921–1923)
Inggit Garnasih (1923–1943)
Fatmawati (1943–1956)
Hartini (1952–1970)
Kartini Manoppo (1959–1968)
Ratna Sari Dewi (1962–1970)
Haryati (1963–1966)
Yurike Sanger (1964–1968)
Heldy Djafar (1966–1969)
Anak Guntur Soekarnoputra
Megawati Soekarnoputri
Rachmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri
Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
Taufan Soekarnoputra
Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi)
Profesi Insinyur
Politikus
Agama Islam
Tanda tangan Tanda tangan Soekarno
Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.[5] Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.[5] Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.[5]
Ir. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya[1][2][3], Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966.[4] Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.[5] Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila.[5] Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.[5] Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.[5] Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.[5]

Masa pergerakan nasional

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo.[4] Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.[9] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929 dan dipenjara di Penjara Banceuy, pada tahun 1930 dipindahkan ke Sukamiskin dan memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.

Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
[sunting] Masa penjajahan Jepang
Soekarno bersama Fatmawati dan Guntur

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Berkas:Soekarno di antara Pemimpin Dunia.JPG
Soekarno di antara Pemimpin Dunia

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.
[sunting] Masa Perang Revolusi
Ruang tamu rumah persembunyian Bung Karno di Rengasdengklok.

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.
[sunting] Masa kemerdekaan
Soekarno dan Joseph Broz Tito

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Soekarno dan John F Kennedy

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).
[sunting] Kejatuhan

Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965.[17][9] Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI dituduh terlibat di dalamnya.[9] Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.[17] Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).[5][17] Sikap Soekarno yang menolak membuabarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik.[9][5]

Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret yang ditandatangani oleh Soekarno.[17] Isi dari surat tersebut merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.[17] Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.[17] Kemudian MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.[18]

Soekarno kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S pada Sidang Umum ke-IV MPRS.[17] Pidato tersebut berjudul "Nawaksara" dan dibacakan pada 22 Juni 1966.[5] MPRS kemudian meminta Soekarno untuk melengkapi pidato tersebut.[17] Pidato "Pelengkap Nawaskara" pun disampaikan oleh Soekarno pada 10 Januari 1967 namun kemudian ditolak oleh MPRS pada 16 Februari tahun yang sama.[17]

Hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.[18] Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.[18] Setelah melakukan Sidang Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat Soeharto sebagai Presiden RI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.[18]
[sunting] Sakit hingga meninggal
foto terakhir presiden Soekarno.
Makam Presiden Soekarno di Blitar, Jawa Timur.

Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965.[18] Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964.[18] Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional.[18] Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik.[18][4] Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi.[18] Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan.[18] Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati.[18]

Komunike medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:[18]

1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.

Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintah memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno.[18] Hal tersebut ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970.[18] Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.[18] Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara.[18] Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.[18]
[sunting] Peninggalan

Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada 6 Juni 2001, maka Kantor Filateli Jakarta menerbitkan perangko "100 Tahun Bung Karno".[8] Perangko yang diterbitkan merupakan empat buah perangko berlatarbelakang bendera Merah Putih serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika menjadi Presiden Republik Indonesia.[8] Perangko pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua bernilai Rp800 dan gambar Soekarno ketika masih di perguruan tinggi tahun 1920an terpampang di atasnya. Sementara itu, perangko yang ketiga memiliki nominal Rp. 900 serta menunjukkan foto Soekarno saat proklamasi kemerdekaan RI. Perangko yang terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal Rp. 1000. Keempat perangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta set oleh Perum Peruri.[8] Selain perangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan perangko, album koleksi perangko, empat jenis kartu pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno.[8]

Perangko yang menampilkan Soekarno juga diterbitkan oleh Pemerintah Kuba pada tanggal 19 Juni 2008. Perangko tersebut menampilkan gambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel Castro.[19] Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba.
Gelanggang Olahraga Bung Karno pada 1962.

Nama Soekarno pernah diabadikan sebagai nama sebuah gelanggang olahraga pada tahun 1958. Bangunan tersebut, yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno, didirikan sebagai sarana keperluan penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta. Pada masa Orde Baru, komplek olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi sesuai keputusan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora Senayan kembali pada nama awalnya yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno. Hal ini dilakukan dalam rangka mengenang jasa Bung Karno.[20]

Setelah kematiannya, beberapa yayasan dibuat atas nama Soekarno. Dua di antaranya adalah Yayasan Pendidikan Soekarno dan Yayasan Bung Karno. Yayasan Pendidikan Soekarno adalah organisasi yang mencetuskan ide untuk membangun universitas dengan pemahaman yang diajarkan Bung Karno. Yayasan ini dipimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ketiga Soekarno dan Fatmawati. Pada tahun 25 Juni 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie meresmikan Universitas Bung Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno, Nation and Character Building kepada mahasiswa-mahasiswanya.[21]

Sementara itu, Yayasan Bung Karno memiliki tujuan untuk mengumpulkan dan melestarikan benda-benda seni maupun non-seni kepunyaan Soekarno yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.[22] Yayasan tersebut didirikan pada tanggal 1 Juni 1978 oleh delapan putra-putri Soekarno yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra dan Kartika Sari Dewi Soekarno.[22] Di tahun 2003, Yayasan Bung Karno membuka stan di Arena Pekan Raya Jakarta.[8] Di stan tersebut ditampilkan video pidato Soekarno berjudul "Indonesia Menggugat" yang disampaikan di Gedung Landraad tahun 1930 serta foto-foto semasa Soekarno menjadi presiden.[8] Selain memperlihatkan video dan foto, berbagai cinderamata Soekarno dijual di stan tersebut.[8] Diantaranya adalah kaus, jam emas, koin emas, CD berisi pidato Soekarno serta kartu pos Soekarno.[8]

Seseorang yang bernama Soenuso Goroyo Sukarno mengaku memiliki harta benda warisan Soekarno.[8] Soenuso mengaku merupakan mantan sersan dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang.[8] Ia pernah menunjukkan benda-benda yang dianggapnya sebagai warisan Soekarno itu kepada sejumlah wartawan di rumahnya di Cileungsi, Bogor.[8] Benda-benda tersebut antara lain adalah sebuah lempengan emas kuning murni 24 karat yang terdaftar dalam register emas JM London, emas putih dengan cap tapal kuda JM Mathey London serta plakat logam berwarna kuning dengan tulisan ejaan lama berupa deposito hibah.[8] Selain itu terdapat pula uang UBCN (Brasil) dan Yugoslavia serta sertifikat deposito obligasi garansi di Bank Swiss dan Bank Netherland.[8] Meskipun emas yang ditunjukkan oleh Soenuso bersertifikat namun belum ada pakar yang memastikan keaslian dari emas tersebut.[23]
[sunting] Penghargaan

Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri.[24] Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain adalah Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin dan Institut Agama Islam Negeri Jakarta.[24] Sementara itu, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir) merupakan beberapa universitas luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.[24]

Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 104 tahun mendapatkan penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki.[8] Penghargaan tersebut adalah penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas.[8] Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.[8] Acara penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria dan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam menerima penghargaan.[8]

Zodiacal light


Zodiacal light is a faint, roughly triangular, whitish glow seen in the night sky which appears to extend up from the vicinity of the sun along the ecliptic or zodiac. Caused by sunlight scattered by space dust in the zodiacal cloud, it is so faint that either moonlight or light pollution renders it invisible. The zodiacal light decreases in intensity with distance from the Sun, but on very dark nights it has been observed in a band completely around the ecliptic. In fact, the zodiacal light covers the entire sky, being responsible for 60% of the total skylight on a moonless night. There is also a very faint, but still slightly increased, oval glow directly opposite the Sun which is known as the gegenschein.

The phenomenon of zodiacal light was first investigated by the astronomer Giovanni Domenico Cassini in 1683 and first explained by Nicolas Fatio de Duillier in 1684
In the mid-latitudes, the zodiacal light is best observed in the western sky in the spring after the evening twilight has completely disappeared, or in the eastern sky in the autumn just before the morning twilight appears. The zodiacal light appears as a column, brighter at the horizon, tilted at the angle of the ecliptic. Since the light scattered from extremely small dust particles is strongly forward scattering, although the zodiacal light actually extends all the way around the sky, it is brightest when observing at a small angle with the sun. This is why it is most clearly visible near sunrise or sunset, when the sun is blocked, but the dust particles nearest the line of sight to the sun are not. The dust band that causes the zodiacal light is uniform across the whole ecliptic.

The dust further from the ecliptic is almost undetectable except when viewed at a small angle with the sun. Thus it is possible to see more of the width at small angles toward the sun, and it appears wider near the horizon, closer to the sun under the horizon.

Formation
Zodiacal light Seen from Paranal

Zodiacal light is produced by sunlight reflecting off dust particles in the solar system known as cosmic dust. Consequently, its spectrum is the same as the solar spectrum. The material producing the zodiacal light is located in a lens-shaped volume of space centered on the sun and extending well out beyond the orbit of Earth. This material is known as the interplanetary dust cloud. Since most of the material is located near the plane of the solar system, the zodiacal light is seen along the ecliptic. The amount of material needed to produce the observed zodiacal light is amazingly small. If it were in the form of 1 mm particles, each with the same albedo (reflecting power) as Earth's moon, each particle would be 8 km from its neighbors. The gegenschein may be because particles directly opposite the sun as seen from Earth would be in full phase.

The Poynting-Robertson effect causes the particles to spiral slowly into the Sun, thus requiring a continuous source of new particles to maintain the zodiacal cloud. Cometary dust and dust generated by collisions among the asteroids are believed to be mostly responsible for the maintenance of the dust cloud producing the zodiacal light and the gegenschein. In recent years, observations by a variety of spacecraft have shown significant structure in the zodiacal light including dust bands associated with debris from particular asteroid families and several cometary trails.
Historical explanations

Previously, it was believed that zodiacal light was just the atmosphere of the sun. According to the 1728 Cyclopaedia:

"The zodiacal light is nothing but the solar atmosphere, a rare and subtile fluid, either luminous by itself, or made so by the rays of the sun surrounding its globe; but in a greater quantity, and more extensively, about its equator, than any other."

IKAN KEMBAR SIAM


Umumnya ikan gak akan bertahan hidup jika terlahir kembar apalagi kembar siam. Namun kedua ikan Nile Tilapia ini berhasil membuktikan kalau mereka hidup dan bisa bertahan.
Adapun kedua ikan yang sudah berusia 8 bulan ini memiliki ukuran yang gak sama, yaitu yang besar melindungi si kecil yang berada di bawah / terbalik, di mana ikan yang kecil berfungsi sebagai pencari makan.


Sebenarnya, jenis ikan Nile Tilapia sendiri adalah ikan air tawar biasa yang bisa ditemui di sungai-sungai tropical, kanal, danau dan kolam.
Dan jenis ikan ini bisa mencapai panjang 2 kaki (60,96cm) dan berat hingga 9 pounds (4,082 kg).

Lalu gimana juga ya ikan kembar siam satu ini bisa sampai di akuarium di Bangkok?
Menurut dailymail.co.uk, kedua ikan tersebut berasal dari sungai-sungai yang membentang dari Afrika hingga Cape Horn, dan dimaksudkan untuk sebagai pemakan gangang yang tumbuh di sistim irigasi air bersih. Namun karena keunikan mereka itu, si ikan kembar siam itu malah berada di akuarium sebagai hewan peliharaan.

Di dunia binatang, hal ini bukan pertama kalinya diketemukan kejadian kembar siam.

Sebelumnya kembar siam juga pernah terjadi pada unggas, di bulan Juli, di Arkansas.

Menurut The Arkansas Game & Fish Commission, burung yang mereka temukan kemungkinan berasal dari sebuah telur ganda burung yolk.
Sedang kondisi kedua burung tersebut menyatu di bagian pinggul. Sayangnya, salah seekor burung mati.

Para ahli mengatakan kalau kembar siam pada burung merupakan hal yang sangat jarang terjadi - dipercaya hanya satu dari sejuta – karena biasanya mereka sudah mati sebelum ditemukan.

Kamis, 26 Mei 2011

BEUTY AND THE BEAST


Once upon a time, there was a prince. He was good lucking and very rich. He live in a very beautiful castle together with his staffs and servants.

On one rainy dark night,a women came to his castle. She was very old and very ugly. The prince did'nt like her and sent her away from his castle. After he sent the women away, the old woman turned into a beautifull fairy. She cast a spell over a prince and his beautiful castle. The prince became a beast. He was no longer good looking. He locked verry ugly instead and all his servants turned into a furniture.

One day an old man named Maurice was travelling fast the castle. It was raining so hard that he decided to enter the castle. When the Beast saw him, he captured him.

After some time, Maurice daughter , Belle, began to worry about him. Because he never came back home

She started to look for him. Finally, She arrived in the castle, and she found her father there. She asked the Beast to let her father go, but the Beast refused. The Beast would let Belle’s father go, if she agree to stay in the castle with him. Belle then agreed to stayed in the castle, so that her father could go home.

While Belle was staying at the castle, the Beast was slowly changed. He was not mean anymore. Belle began to like him, and finally they fell in love with each other. All right, after she declared her love for him, the Beast and all his servants became human again. The Beast and Belle got married. The Beast and Belle lived very happily ever after.



THE END

PRODUKSI SAPONIN SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI dari Aloe Barbadensis Miller : PENANGGULANGAN MASTITIS

Mastitis pada sapi perah terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut telah multiresisten terhadap antibiotik. Diperlukan antibiotik alami yang diisolasi dari tanaman, yaitu Aloe barbadensis Miller, yang mengandung antibakteri saponin, sebagai pengganti antibiotik sintetis. Penelitian bertujuan menguji aktivitas antibakteri saponin terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Metode penelitian: Digunakan metode eksperimen, estraksi saponin dari gel daun lidah buaya menggunakan larutan n-heksana dan metanol, isolasi saponin dilakukan dengan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT). Identifikasi saponin dengan H2SO4, dilanjutkan uji busa dengan pengocokan dalam air, sehingga dihasilkan saponin pekat.
Saponin serbuk diperoleh dengan pengeringan saponin pekat dalam freeze dryer, ditambah bahan pengisi berupa amilum atau dekstrin. Perbandingan antara saponin dengan bahan pengisi adalah 80% : 20%. Enam level saponin yang digunakan adalah 1,5%; 3,0%; 6,2%; 12,5%; 25% dan 50%. Pengujian berupa uji MIC dan cakram. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, dengan kontrol positif berupa sediaan penisilin.
Kesimpulan: saponin serbuk memberikan aktivitas antibakteri yang jauh lebih besar daripada saponin pekat. Terdapat kemiripan antara aktivitas antibakteri saponin serbuk yang ditambah bahan pengisi amilum dengan penisilin.
Saponins are a class of chemical compounds, one of many secondary metabolites found in natural sources, with saponins found in particular abundance in various plant species. Specifically, they are amphipathic glycosides grouped phenomenologically by the soap-like foaming they produce when shaken in aqueous solutions, and structurally by their composition of one or more hydrophilic glycoside moieties combined with a lipophilic triterpene derivative.[1][2] A ready and therapeutically relevant example is the cardio-active agent digoxin, from common foxglove
Structural variety and biosynthesis

The aglycone (glycoside-free portion) of the saponins are termed sapogenins. The number of saccharide chains attached to the sapogenin/aglycone core can vary – giving rise to another dimension of nomenclature (monodesmosidic, bidesmosidic, etc.[1]) – as can the length of each chain. A somewhat dated compilation has the range of saccharide chain lengths being 1–11, with the numbers 2-5 being the most frequent, and with both linear and branched chain saccharides being represented.[1] Dietary monosaccharides such as D-glucose and D-galactose are among the most common components of the attached chains.[1]

The lipophilic aglycone can be any one of a wide variety of polycyclic organic structures originating from the serial addition of ten-carbon (C10) terpene units to compose a C30 triterpene skeleton,[3][4] often with subsequent alteration to produce a C27 steroidal skeleton.[1] The subset of saponins that are steroidal have been termed saraponins;[2] Aglycone derivatives can also incorporate nitrogen, so that some saponins also present chemical and pharmacologic characteristics of alkaloid natural products. The figure at right above presents the structure of the alkaloid phytotoxin solanine, a monodesmosidic, branched-saccharide steroidal saponin. (The lipophilic steroidal structure is the series of connected six- and five-membered rings at the right of the structure, while the three oxygen-rich sugar rings are at left and below. Note the nitrogen atom inserted into the steroid skeleton at right.)
[edit] Sources of saponin

Saponins have historically been understood to be plant-derived, but they have also been isolated from marine organisms.[1][5] Saponins are indeed found in many plants,[1][6] and derive their name from the soapwort plant (Genus Saponaria, Family Caryophyllaceae), the root of which was used historically as a soap.[2] Saponins are also found in the botanical family Sapindaceae, with its defining genus Sapindus (soapberry or soapnut), and in the closely related families Aceraceae (maples) and Hippocastanaceae (horse chestnuts; ref. needed). It is also found heavily in gynostemma pentaphyllum (Genus Gynostemma, Family Cucurbitaceae) in a form called gypenosides, and ginseng (Genus Panax, Family Araliaceae) in a form called ginsenosides. Within these families, this class of chemical compounds are found in various parts of the plant: leaves, stems, roots, bulbs, blossom and fruit.[citation needed] Commercial formulations of plant-derived saponins – e.g., from the soap bark (or soapbark) tree, Quillaja saponaria, and from other sources—are available via controlled manufacturing processes, which make them of use as chemical and biomedical reagents.[7]
[edit] Role in plant ecology and impact on animal foraging

In plants, saponins may serve as anti-feedants,[2][4] and to protect the plant against microbes and fungi.[citation needed] Some plant saponins (e.g. from oat and spinach) may enhance nutrient absorption and aid in animal digestion. However, saponins are often bitter to taste, and so can reduce plant palatability (e.g., in livestock feeds), or even imbue them with life-threatening animal toxicity.[4] Data make clear that some saponins are toxic to cold-blooded organisms and insects at particular concentrations.[4] There is a need for further research to define the roles of these natural products in their host organisms—which have been described as "poorly understood" to date.[4]
[edit] Saponins in Ethnobotany

Most saponins, which readily dissolve in water, are poisonous to fish.[8] Therefore, in ethnobotany, saponins are primarily known for their use by indigenous people in obtaining aquatic food sources.

Since prehistoric times, cultures throughout the world have used piscicidal plants, mostly those containing saponins, for fishing.[9][10]

Although prohibited by law, fish poison plants are still widely used by indigenous tribes in Guyana.[11]

On the Indian sub-continent, the Gond tribes are known for their use of plant extracts in poison fishing.[12]
[edit] Established research bioactivities and therapeutic claims
[edit] Bioactivities

One research use of the saponin class of natural products involves their complexation with cholesterol to form pores in cell membrane bilayers, e.g., in red cell (erythrocyte) membranes, where complexation leads to red cell lysis (hemolysis) on intravenous injection.[13] In addition, the amphipathic nature of the class gives them activity as surfactants that can be used to enhance penetration of macromolecules such as proteins through cell membranes.[7] Saponins have also been used as adjuvants in vaccines.[7]

Saponins from the Gypsophila paniculata (Baby’s Breath) plant have been shown to very significantly augment the cytotoxicity of immunotoxins and other targeted toxins directed against human cancer cells. The research groups of Professor Hendrik Fuchs (Charité University, Berlin, Germany) and Dr David Flavell (Southampton General Hospital, United Kingdom) are working together toward the development of Gypsophila saponins for use in combination with immunotoxins or other targeted toxins for patients with leukaemia, lymphoma and other cancers.
[edit] Medical uses

There is tremendous, commercially driven promotion of saponins as dietary supplements and nutriceuticals. There is evidence of the presence of saponins in traditional medicine preparations,[14][15] where oral administrations might be expected to lead to hydrolysis of glycoside from terpenoid (and obviation of any toxicity associated with the intact molecule). But as is often the case with wide-ranging commercial therapeutic claims for natural products:

* the claims for organismal/human benefit are often based on very preliminary biochemical or cell biological studies;[16] and
* mention is generally omitted of the possibilities of individual chemical sensitivity, or to the general toxicity of specific agents,[17]) and high toxicity of selected cases.

While such statements require constant review (and despite the myriad web claims to the contrary), it appears that there are very limited US, EU, etc. agency-approved roles for saponins in human therapy. In their use as adjuvants in the production of vaccines, toxicity associated with sterol complexation remains a major issue for attention.[18] Even in the case of digoxin, therapeutic benefit from the cardiotoxin is a result of careful administration of an appropriate dose. Very great care needs to be exercised in evaluating or acting on specific claims of therapeutic benefit from ingesting saponin-type and other natural products.

Minggu, 22 Mei 2011

BALL LIGHTNING


Ada kejadian menarik yang saya alami beberapa tahun lalu saat saya masih tinggal di Prokimal – Lampung Utara. Saat itu hari libur, saya dan seorang teman menonton televisi di rumahnya. Kami tidak bisa bepergian karena hujan sedang turun. Tiba-tiba kami mendengar suara guntur yang terasa begitu dekat. Suara menggelegar itu dari arah halaman rumah yang ditumbuhi rumput jepang. Serentak kami menoleh ke halaman dan melihat dua benda berbentuk bulat seperti bola menggelinding pelan ke arah pintu rumah yang memang dalam keadaan terbuka. Bola itu berwarna putih bersih seperti gumpalan kabut dengan sinar yang tidak terlalu terang. Dengan heran kami memperhatikan kedua bola kabut bercahaya yang mulai melewati pintu rumah itu.

Secara reflek kami berdua berebutan naik keatas sofa saat kedua bola itu bergerak maju dan akhirnya menabrak televisi. Listrik di rumah seketika padam dan kami mendapati televisi yang kami tonton tadi layar monitornya sudah hangus. Peristiwa itu benar-benar sangat membekas dalam ingatan kami berdua. Belakangan setelah membaca beberapa artikel ilmiah, saya menduga kedua bola cahaya itu mungkin yang disebut sebagai "Ball Lightning".


KURSUS ONLINE BELAJAR MEMBUAT WEBSITE
KURSUS ONLINE adalah layanan kursus secara online untuk belajar membuat dan mengelola website. Dengan metode 4 langkah sederhana Anda akan dituntun untuk bisa membuat website pribadi milik Anda sendiri. Silahkan KLIK DISINI untuk mengakses website KURSUS ONLINE.


Sudah sejak lama fenomena Ball Lightning ini dilaporkan banyak orang. Di Amerika kabarnya sejak tahun 1960 saja sudah lebih dari 10.000 kasus yang dilaporkan. Dulu, sebelum diketahui bahwa kemunculan bola cahaya akibat dari adanya petir, orang sering menghubungkannya dengan keberadaan UFO dan hal-hal mistis. Anda bisa bayangkan jika sedang melihat sebuah benda bulat bercahaya yang melayang-layang dengan kecepatan pelan, melintas di dekat kita. Itu benar-benar pemandangan yang menakjubkan, seperti yang saya alami bersama teman saya diatas. Bedanya, Ball Lightning sering digambarkan sebagai bola cahaya yang melayang-layang, sedangkan yang kami lihat itu bola cahaya yang menggelinding diatas rumput lalu memasuki rumah. Dan kabarnya hingga sekarang para ahli belum bisa memastikan bagaimana Ball Lightning bisa terbentuk. Bahkan tidak sedikit orang yang menyangsikan bahwa Ball Lightning itu benar-benar ada. Mungkin Anda salah satunya.

Ball Lightning sering digambarkan sebagai bola dengan cahaya berpendar yang muncul secara tiba-tiba lalu menghilang begitu saja bagai ditelan bumi. Ukurannya bermacam-macam, dari yang berdiameter 2 inchi hingga 10 inchi. Bahkan pernah dilaporkan kehadiran Ball Lightning dengan diameter 400 meter yang muncul di Tunguska. Jika kebanyakan dari ball lightning diduga terbentuk karena adanya petir, ball lightning di Tunguska berkaitan dengan adanya meteor. Apa pun penyebabnya, ball lightning diduga bermuatan listrik statis.

Sebuah kejadian yang membuat keberadaan ball lightning benar-benar diakui keberadaannya adalah yang dialami oleh penumpang pesawat terbang Eastern Airline pada tanggal 19 Maret 1963. Para penumpang itu adalah sekelompok ilmuwan yang sedang dalam penerbangan dari New York menuju Washington. Diceritakan bahwa saat itu pesawat berada di tengah cuaca buruk yang ditandai dengan adanya badai kilat. Tiba-tiba kilat menyambar disertai suara gemuruh guntur. Saat itulah mereka melihat sebuah bola dengan cahaya berpendar (ball lightning) keluar dari kabin pilot. Ball lightning itu terlihat berbentuk padat dengan warna putih kebiruan dan melayang pada ketinggian satu meter dari lantai pesawat, dengan tenang melintas sepanjang gang kabin. Beberapa saat kemudian bola itu menghilang di bagian toilet belakang pesawat.

Sejak kejadian itu, ada beberapa teori yang sudah dibuat oleh para ahli tentang penyebab terbentuknya bola cahaya itu. Tapi teori-teori itu masih menimbulkan kontroversi untuk bisa memberikan penjelasan tentang ball lightning ini.

Sebuah teori yang dianggap mendekati kebenaran adalah teori penguapan silicon. Teori ini mengatakan bahwa saat kilat menyambar tanah, energinya yang besar membuat silicon yang memang banyak terdapat pada tanah menguap dan menyembur ke udara. Lalu uap itu akan terkondensasi menjadi partikel-partikel yang sangat kecil yang segera ditarik oleh energi listrik yang saat itu terjadi. Panas yang ditimbulkan oleh energy listrik itu menyebabkan partikel silicon terbakar dengan kecepatan yang bervariasi. Kadang cepat, kadang lambat. Dan dikarenakan beratnya silicon, maka ball lightning tidak terbang makin tinggi. Hanya melayang pada ketinggian tertentu. Teori ini disampaikan oleh John Abrahamson dan kabarnya sudah berhasil dibuat ball lightning berdasarkan teori ini. Tapi bagaimana dengan keberadaan ball lightning yang terjadi dalam pesawat Eastern Airline yang sudah jelas jauh berada diatas tanah tersebut?

Beberapa teori sebelumnya juga sudah dibuat. Misalnya Oleg Meshcheryakov dengan teori nanobattery-nya. Lalu VanDevender Pace dengan teori black hole yang cukup mendapat perhatian dari banyak ahli. Tapi meskipun banyak teori sudah dikembangkan dan banyak bola-bola gas yang mirip dengan ball lightning berhasil dibuat di laboratorium, belum ada ditemukan penjelasan yang bisa disepakati oleh banyak ahli.

Sementara itu beberapa ilmuwan telah mencoba untuk membuat ball lightning bukan untuk menjawab proses terbentuknya fenomena tersebut. Melainkan berharap dari eksperimen mereka itu bisa menjadi gerbang menuju jalan untuk mendapatkan listrik murah dan bersih yang terjadi karena adanya reaksi fusi dalam ball lightning tersebut.

Sabtu, 21 Mei 2011

Daerah Sinar Pelangi Aneh Muncul di Gua Putri Kencana


26 Februari 2011 | 07:40 wib



SINAR ANEH: Kemunculan sinar pelangi yang indah ini, ikut terekam sebagai sinar aneh secara tidak tersengaja di kamera ponsel milik Cahaya Setiana dari Bappeda Provinsi Jateng. (SM CyberNews/ dok)

Wonogiri, CyberNews. Sesuatu yang tidak lazim, sering disebutkan aneh. Demikian halnya dengan keanehan sinar pelangi di mulut Gua Putri Kencana Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Sinar pelangi itu, secara kebetulan dapat terekam pada foto hasil jepretan ponsel.

Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Pracimantoro, Warsito SSos mengatakan, foto pelangi aneh itu terekam secara tidak sengaja oleh ponsel milik Cahaya Setiana, dari Bappeda Provinsi Jateng. Cahaya, datang bersama tim survai calon lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dari Provinsi Jateng, dan dari Kabupaten Wonogiri.

Saat datang ke Gua Putri Kencana, mendadak Cahaya tertarik oleh keindahan alami pada batuan stalaktit dan stalakmit di Gua Putri Kencana. Karena itu, serta merta dia berupaya mengabadikannya dengan cara memotretnya memakai ponsel miliknya.

Saat itu, terjadi hal aneh pada foto yang terekam di ponselnya. Karena yang muncul, tidak hanya keindahan batuan stalaktit dan stalakmit gua, namun ada pula seberkas sinar aneh yang ikut terekam dalam foto ponselnya. ''Pada hal, kenyataan riilnya tidak pernah ada sinar pelangi di dinding mulut gua,'' ujar Warsito yang ikut mengantar tim survai TMMD itu ke Gua Putri Kencana.

Tapi, tambah Warsito, hasil jepretan foto di kamera ponsel, menampakkan adanya sinar pelangi melengkung dalam format vertikal yang indah. Ini membuat Cahaya sebagai pemotretnya, mendadak takjub dan menjadi lemas karena dihantui rasa bingung yang sulit dinalar.

Gua Putri Kencana, ditemukan oleh pencari batu gamping pada sekitar tahun 1990 an. Penemuannya berlangsung secara tidak tersengaja. Pasalnya, karena pemahat batu gamping itu, mendadak menemukan lubang setelah berhasil membuat pahatan dengan linggis dan betel.

Ketika lubang diperlebar, ditemukan lorong bawah perbukitan yang dinding dalamnya indah penuh batuan stalaktit dan stalakmit yang alami. Dari penemuan ini, kemudian lokasi itu dibenahi dan dibersihkan, untuk dijadikan aset objek wisata gua.

Kepala Bappeda Kabupaten Wonogiri Drs Pranoto MM, Sabtu (26/2), mengatakan, mereka yang datang ke Gua Putri Kencana itu terdiri atas tim survai dari Bappeda Jateng, Bappeda Wonogiri, Camat Pracimantoro Drs Bhawarto beserta stafnya dan Kepala Desa (Kades) Wonodadi beserta pamong desa setempat.

Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Pracimantoro, Warsito, menuturkan, sebenarnya yang memotret dinding Gua Putri Kencana tidak hanya Cahaya dari Bappeda Provinsi Jateng. Hampir semua anggota tim yang membawa ponsel berfasilitas kamera, ikut mengabadikannya.

''Tapi yang kemudian hasil fotonya ada sinar pelangi aneh, hanya di ponsel milik Cahaya Setiana saja,'' tutur Warsito.

Hal ini yang membuat rombongan menjadi heran dan sulit menelaahnya secara logika oleh alam pikir manusia.

( Bambang Purnomo / CN27 / JBSM )

Sabtu, 14 Mei 2011



Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.

Nih Gan proses terjadinya

Percikan matahari adalah kejadian alam yang alami, penyebabnya ada di inti matahari namun para ilmuan belum tahu apa yang menyebabkan itu terjadi. Percikan yang terjadi di permukaan matahari bahkan sampai menjauhi matahari.

Percikan ini jika ada di sekitar matahari berbentuk setengah lingkaran. Jika sudah menjauhi matahari bola api raksasa yang berasal dari matahari. Percikan ini bisa menjauhi matahari selama satu minggu sampai pada akhirnya benda itu menghilang.

Percikan api terbesar yang sudah pernah tercatat dapat melampaui besar planet Jupiter. Sangat besarnya ukuran benda langit ini dapat menghancurkan bumi seisinya.

Bola api raksasa ini jika mencapai bumi akan menyebabkan aurora pada kutub bumi. Aurora ini terbentuk akibat panas dari bongkahan benda langit dari matahari ditolak oleh bagian kutub magnit bumi. Aurora ini memancar berwarna warni membentuk gambar tiga dimensi yang sangat indah. Namun jika bongkahan besar ini mencapai bumi panasnya bisa mencapai 70 derajat pada malam hari di atmosfir bumi.

Nih Bahayanya

Efek dari percikan ini adalah satelit yang ada di angkasa bisa rusak, sambungan telepon putus dan kita tidak bisa mendapatkan arus listirk. Saat ini panas yang ada mencapai seribu kali dari panas awal. Ini dapat menyebabkan merkurius menjadi korban keganasannya dan kemudian venus.

Tapi apakah bumi akan menjadi korban berikutnya?

Bumi sepertinya tidak akan terkena dampaknya karena jarak bumi dan matahari sangat jauh dan semakin lama gaya grafitasi matahari akan semakin berkurang, ini akan menyebabkan bumi akan menjauh Dari matahari dan terbebas akan dampaknya.

Kamis, 12 Mei 2011

Thanks giving day di AMERIKA

Di Amerika Serikat, hr thanks giving day ini penduduknya mendapatkan libur 3 hari. Libur bisa ditambah sesuai keputusan Presiden. Sehari sesudahnya, toko-toko mengobral dagangan mereka. Obral bisa mencapai 75%. Untuk mendapat barang-barang baru itu para pembeli mesti antre. Mereka gag desak-desakan dalam antrean. Mereka bisa membeli barang-barang obralan melalui brosur-brosur yg ada di dekat pos di pinggir jalan. Sebelum jam 5 pagi, barang-barang tersebut masih disegel dan diletakkan di luar toko. Pembeli tinggal antre deh.